Rabu, 15 Juli 2009

Perusahaan Anti Virus Korsel Coba Bungkam Virus Korut



Serangan cyber yang menghantam situs-situs penting di Amerika Serikat dan Korea Selatan (Korsel), mendapat respon dari dua perusahaan besar anti virus yang berbasis di Korsel, yakni AhnLab dan Hauri Inc.

Mereka menawarkan software gratis kepada puluhan ribu orang melalui email dengan subjek "Memory of" dan nama pengirim "Independence". Dikutip detikINET dari Wall Street Journal, Jumat (10/7/2009), software ini ditujukan untuk melacak keberadaan virus di komputer masing-masing, kemudian menghapusnya.

Korea Selatan sepertinya meradang lantaran situs-situs penting negara mereka lumpuh. Hal ini diakibatkan oleh serangan virus yang dinamakan MyDoom, yang menginfeksi 30.000-60.000 komputer yang tidak teridentifikasi dengan sistem botnet.

Tujuan si pemboat onar adalah membanjiri situs sasaran dengan mengarahkan komputer yang sudah terinfeksi untuk mengakses situs tersebut dalam waktu yang bersamaan. Aksi ini akan membuat situs sasaran menjadi lumpuh karena kewalahan.

Kini, dengan uluran tangan dari AhnLab dan Hauri Inc. tersebut diharapkan serangan yang terjadi sejak 4 Juli kemarin dan disinyalir datang dari Korea Utara ini bisa segera diatasi. ( sha / faw )

Jangan sampai ketinggalan info gadget terbaru dan juga informasi lainnya. Ketik REG TEC kirim SMS ke 3845 (khusus pelanggan Indosat, Telkomsel, Hutch 3, Flexi).


Robot tak lagi menjadi teman asing. Dengan berbagai macam fungsi yang bisa ia jalankan, robot kini menjadi teman dekat manusia. Bahkan, mesin-mesin bergerak ini pun bisa dijadikan sebagai tentara yang siap dikorbankan.

Hal inilah yang sedang digodok oleh Departemen Pertahanan milik Amerika Serikat dan Australia. Kedua negara tersebut sedang menjalin kerjasama untuk menggelar sebuah kompetisi robot. Uang ratusan ribu dolar ditawarkan bagi tim manapun yang memenangkan kompetisi yang merupakan operasi private ini.

Kompetisi tersebut sebenarnya ditujukan untuk mencetuskan sebuah lini baru robot yang mampu berkomunikasi dan bekerja secara otonomi sebagai sebuah tim. Namun nantinya diharapkan, alat tersebut mampu dipoles untuk membantu penegakan hukum dan menghadapi situasi darurat.

Lebih dari itu, robot-robot ini juga nantinya akan dipersiapkan untuk dapat memberikan perlindungan di medan perang dan bisa mengidentidikasi target sasaran.

"Jika kami mampu mengembangkan kapasitas ini, Anda dapat melihat betapa banyak manfaatnya. Mereka dapat menyediakan layanan perlindungan bagi tentara Australia," ungkap Greg Combat, Australian Minister for Defence Personnel, Material & Science.

Namun jangan khawatir jika robot-robot tersebut berbahaya. Dikatakan oleh chief divisi land operation DSTO, Steve Quinn, robot-robot ini tidak akan dipersenjatai. "Kami tidak tertarik dalam segala jenis persenjataan," terangnya.

Dan nantinya, bagi tim yang memenangkan kompetisi ini, Amerika dan Australia telah menyediakan hadiah sebesar US$100.000 atau sekitar Rp 1 miliar. Hasil dari penjurian akan diumumkan di Brisbane, saat konferensi Land War digelar pada November tahun depan, demikian dikutip detikINET dari News.com, Selasa(14/7/2009).

Translating

my_picture